Gunung NATAS ANGIN
Pendakian Puncak Natas Angin (Petilasan Dewa Ruci)
Sore itu kami berangkat dari Jepara pukul 16.00 WIB menuju Desa Wisata Rahtawu. Tujuan kami adalah menaklukkan Puncak Natas Angin. Ya, Puncak Natas Angin ini terletak di Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Sepanajang perjalanan kami di iringi dengan hujan yang lumayan deras, akan tetapi kami tetap meneruskan perjalanan kami. Kami tiba di Desa Rahtawu sekitar Pukul 18.00 waktu setempat, kemudian kami istirahat untuk memulihkan setamina untuk melanjutkan ekpedisi menuju Puncak Natas Angin. Setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan menuju puncak pada pukul 18.30 WIB.
Ekspedisi sesungguhnya Kami mulai dan menuju penucak yang pertama yaitu Puncak Abiyoso atau tempat pertapaan Eyang Abiyoso. Beliau adalah tokoh pewayangan pada zaman dahulu, dan penduduk setempat mempercayai tempat tersebut sebagai Petilasan Beliau. Dipertengan jalan kami istirahat sejenak di Sendang Suci dan mengisi botol yang kosong untuk persediaan logistic kami. Setelah menyusuru rute yang panjang akhirnya kami sampai di Pucak Pertama yaitu Puncak Abiyoso siktar pukul 22.00. Waktu yang cukup lama bagi Pendaki. Tak apalah yang penting akami samapai dengan selmat.
Di sana kami beristirahat untuk mengembalikan setamina supaya tetapa kuat untuk melanjutkan ke Puncak Natas Angin. Setelah sejenak beriristirahat kami putuskan untuk Tidur terlrbih dulu, kemudian kami melanjutkan perjalanan Pukul 03.30 pagi. Setelah itu kami prepare kemudian melakukan pemanasan sebentar setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak Natas Angin.
Sekilas tentang Puncak Natas Angin, Puncak Natas Angin Adalah tempat Bertapanya Dewa Ruci yaitu guru dari para Pandawa. Menurut warga setempat Puncak ini dalah puncak tertinggi dari pegunungan Muria, Kira-kira dengan ketinggian ± 1700 mdpl. Sebelum samapai di Puncak kita akan di sambut dengan tempat-tempat Petilasan, salah satunya adalah tempat pertapanya Presiden Pertama Kita yaitu Ir. Soekarno. Perkiraan saya Tempat Pertapaan Bung Karno adalah dipuncaknya ternyata saya salah.
Ok kembali ke perjalanan setelah menyusuri jalan yang gelpa dan hanya ada cahaya senter yang kami bawa akhirnya kami sanpai pada punggung bukit dengan jalan yang lebarnya tak lebih dari satu meter. Disinilah Perjalanan yang saya anggap paling Ekstrim. Mengapa ? Karena jalanyang setapak kanan kiri tebing hanya terhalang ruput ilalang. Selain iti juga angain yang yang kencang sealalu menerpa sehingga kami berhenti sejenak untuk menunuggu angain berhenti. Bukan angin saja yang menjadikan perjalanan kami menantang tapi juga trak yang sangat terjal sehingga kami berjalan dengan merangkak.
Sekitar pukul 06.00 akhirnya kami sampai di puncak tertinggi pegunungan Muria. Tidak sia-sia dengan perjuangan kami menuju puncak, setelah sampai di puncak kami disuguhi dengan pemandangan yang sangat luar biasa indahnya. Lelah, capek terasa hilang sirna setelah melihat pemandnagan yang eksotis. Syang situs yang seharusnya dijaga sekarang susdah berantakan kerna ulah tangan – tangan yang tak bertanggung jawab. Sehingga tempat pertapaan Dewa Ruci sudah tidak tertata seperti dulu kala. Tak berapa lama kemudian kami disusul teman-temaan dari Pati Tarngkil. Mereka Beranggota 5 orang dan usia mereka pun sudah cukup tua. Disana kami bercanda ria ngobrol berbagi pengalaman tentunta tidak lupa kami mngabadikan moment yang jarang terjadi ini dengan berselfi ria .
Itulah perjalanan kami menuju Puncak Natas Angin (Pertapaan Dewa Ruci).
No comments:
Post a Comment