Pertanian adalah bidang yang sangat
krusial. Sayangnya, menjadi petani bukanlah salah satu jawaban yang akan
dikatakan oleh anak SD sekarang saat ditanya kalau sudah besar mau jadi apa.
Padahal tanpa petani dan pertanian, kita bisa makan apa? Padahal di masa kini,
pertanian tidak lagi identik dengan sawah dan ladang yang becek. Lagi-lagi
teknologi berhasil menciptakan bentuk baru dari pertanian, yang disebut dengan
indoor farm.
Seperti istilahnya, pertanian di
tempat tertutup tidak mengharuskan kamu turun ke sawah yang berlumpur. Nggak
perlu juga berkutat dengan sinar matahari dan kerbau untuk membajak, seperti
yang sering digambarkan secara berlebihan di FTV ber-setting desa. Pertanian
yang sering dianggap kuno dan tradisional, kini menjadi sebuah pekerjaan yang
begitu modern dan kaya akan sentuhan teknologi. Dengan indoor farm, bertani
bahkan bisa dilakukan di gedung-gedung tinggi. Yuk lihat gambar-gambar indoor
farm mutakhir yang telah Hipwee News & Feature kumpulkan!
1. Indoor farming adalah salah satu
jenis pertanian vertikal. Masih ingat materi tanam hidroponik saat SD? Indoor
farming adalah salah satu medianya
2. Alih-alih di ladang yang luas dan
becek, indoor farming bisa dilakukan di banyak tempat. Mulai dari basemen
apartemen, truk kontainer, di atap rumah, sampai di luar angkasa
3. Model pertanian indoor farming ada
macam-macam, mulai dari hidroponik (di atas air), aquaponic (di atas kolam ikan),
ataupun aeroponic (di udara)
4. Sementara tekniknya mengandalkan
teknik controlled-environment agricultural (CEA). Mulai dari suhu, kelembaman,
hingga cahaya harus dikontrol dengan ketatnya
5. Dengan indoor farm, tak ada istilah
gagal panen karena cuaca. Hujan terus-terusan tak masalah, dan climate change
yang menyebabkan iklim tak karuan juga bukan ancaman
6. Di negara-negara besar seperti
Amerika, Jepang, dan Singapura, indoor farm sudah menjadi alternatif pertama.
Produk yang dihasilkan pun tak kalah hebat dari pertanian biasa
7. Di Singapura, indoor farm
menghasilkan 54 ton sayuran setiap tahunnya. Sementara di Indonesia, meski
sudah banyak indoor farm, tapi belum ada yang menjadi industri besar
8. Petani yang selalu dianggap
mengandalkan intuisi dan membacai pertanda alam, kini kental sentuhan
teknologi. Di Amerika, ada software khusus untuk menjalankan indoor farming
9. Beberapa pakar berpendapat, hasil
dari indoor farming ini lebih baik dari pertanian organik. Terutama aquaponic,
yang tidak bisa memakai bahan kimia tambahan kalau tak mau ikan di bawahnya
mati
10. Meski tidak perlu punya sawah
ataupun pengairan, biaya untuk indoor farm ini sangatlah besar. Seperti indoor
farming di Oakland, perbulannya listrik memakan biaya US$4000
11. Selain itu, indoor farm juga
dinilai menghasilkan lebih banyak gas CO2 daripada pertanian di sawah. Karena
inilah, hingga sekarang indoor farm masih dalam perdebatan
12. Sisi negatif lainnya, indoor farm
memberi kesempatan untuk penanaman diam-diam tumbuhan terlarang. Seperti beberapa
kebun ganja di California
13. Populasi dunia diperkirakan
mencapai 8,5 milyar per tahun 2030. Semakin banyak orang perlu makanan, semakin
urgen pula soal pertanian
14. Menilik semakin banyaknya gedung
bermunculan, bukan mustahil puluhan tahun ke depan kita tak punya lahan lagi.
Kalau sudah begini, indoor farm jadi satu-satunya solusi
CONTOH
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) me-launching program Smart Farming
4.0 di Situbondo, Jawa Timur, pada 24 September 2018. Melalui penggunaan
teknologi, produksi pertanian dan kesejahteraan petani Indonesia diharapkan
bisa terus meningkat.
Bertepatan dengan Hari Tani Nasional
yang jatuh pada 24 September 2018 dan Pembukaan Expo 2 Abad Kabupaten
Situbondo, Kementerian Desa, Pemba ngunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(Kemendesa PDTT) melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
(Ditjen PDT) me-launching Smart Farming 4.0 di Kabupaten Situbondo.
Dalam kesempatan itu, Ditjen PDT juga
menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten Situbondo dan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) di Pendapa
Bupati Situbondo Senin (24/9). Penandatanganan MoU itu terkait dengan kegiatan
percontohan penyediaan sensor tanah dan cuaca berbasis internet di bidang
pertanian yang terintegrasi dengan drone sprayer serta drone surveillance untuk
meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Situbondo.
Rangkaian launching Smart Farming 4.0
diawali dengan diskusi Dirjen PDT dan bupati Situbondo dengan para kelompok
tani Desa Battal, Kecamatan Panji, tentang penggunaan teknologi untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tani serta pemasaran produk
pertanian melalui e-commerce. Penerapan Smart Farming tersebut diharapkan bisa
meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Situbondo.
Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal
(Dirjen PDT) Samsul Widodo mengatakan, konsep Smart Farming secara sederhana
bisa diartikan sebagai precision agriculture atau bertani yang lebih tepat.
“Jadi, satu lahan tidak harus dipupuk semua. Satu lahan tidak harus dikasih
pestisida semua. Bahkan, satu lahan tidak harus dialiri air semuanya. Melalui
sensor yang diciptakan PT MSMB informasi terkait kebutuhan lahan pertanian itu
bisa diketahui petani,” ungkapnya.
Penggunaan teknologi di bidang
pertanian juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui informasi terkait dengan
lahan, mendata jenis tanaman, informasi waktu panen, dan lain sebagainya.
“Dengan teknologi, kita bisa mengetahui berapa ribu pohon mangga di Situbondo.
Kondisinya seperti apa, kapan berbunga, kapan panen, dan sebagainya. Jadi, kita
bisa prediksi dan itu akan memudahkan dinas pertanian untuk mengatur
logistiknya dan dijual ke mana,’’ tuturnya.
Bupati Situbondo Dadang Wigiarto
menegaskan, penerapan teknologi di bidang pertanian menjadi salah satu solusi
pertanian di Situbondo. "Ini (Smart Farming) menjadi solusi untuk para
petani kita. Dengan drone, kita bisa memetakan lahan pertanian kita. Kemudian,
yang bekerja adalah drone yang menggantikan peran manusia dan drone ini bekerja
sesuai dengan peta yang sudah dibuat," paparnya.
Menurut Dadang, dirinya akan mendorong
penerapan teknologi di bidang pertanian. Sebab, konsep pertanian masa depan
mengarah pada pemanfaatan teknologi. "Ini harus didorong terwujud di
Situbondo. Walaupun hari ini barang kali kita baru memulai, kalau Pak Dirjen
mengawal, kenapa kita tidak yakin dalam dekade satu tahun mendatang ada
perkembangan yang luar biasa di Situbondo di bidang pertanian," lanjut
Dadang.
No comments:
Post a Comment