1.
Pengertian Akuntansi
Ada dua
sumber utama yang bisa kita jadikan pedoman untuk mengetahui apa itu pengertian
akuntansi.
Pertama,
dari American Accounting Association (AAA). Berdasarkan AAA, akuntansi adalah
proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Sementara
menurut America Institute of Certified Public Accountants (AICPA), akuntansi
adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang tepat dan dinyatakan
dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian yang setidaknya
bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya.
Dari dua
definisi tadi, secara sederhana, pengertian akuntansi dapat kita rangkum
menjadi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
informasi ekonomi keuangan yang berguna untuk penilaian dan pengambilan
keputusan bagi pihak yang memerlukannya.
Mendengar
kata “mencatat”, mungkin ada di antara RG Squad yang langsung malas. Tapi,
sebenarnya akuntansi ini punya banyak manfaat, lho! Pada skala besar, akuntansi
bermanfaat karena dapat mengetahui status dan kondisi keuangan perusahaan,
mendapatkan gambaran dari tingkat laba perusahaan, dasar penentuan pajak dan
peraturan perusahaan. Selain itu, dengan akuntansi, kita jadi bisa menetapkan
tingkat resiko yang berkaitan dengan pinjaman atau kredit.
Pusing?
Kalau begitu, kita akan buat lebih sederhana mengenai manfaat akuntansi ini,
ya.
2. Manfaat
Akuntasi
. Sebagai Informasi Keuangan untuk
Pihak yang Membutuhkan
Informasi
keuangan yang sudah kita susun pasti akan sangat memudahkan kita, kan, RG
Squad? Bayangkan kalau kamu punya berbagai transaksi keuangan lalu tidak
melakukan pencatatan. Bisa jadi kamu akan lupa ke mana “pergi”-nya uang-uang
yang kamu miliki. Baru dapat dari orangtua dan tahu-tahu habis1. Sekarang bayangkan
satu perusahaan dengan 2500 karyawan tidak melakukan sistem akuntansi. Ada
kemungkinan di akhir bulan mereka tidak akan menerima gaji.
.
Sebagai Bahan Evaluasi
Keuangan
Dengan
melakukan pencatatan, kita jadi bisa tahu apa yang harus kita lakukan di masa
depan. Contoh: dengan akuntansi, kamu mungkin akan sadar kalau keuangan kamu
"sekarat" karena sering dipakai untuk membeli kuota internet.
.Sebagai Bukti Keuangan yang Dapat
Dipertanggungjawabkan
Pasti ada
masanya di mana kita punya masalah sama orang lain gara-gara uang. Bisa utang
yang tidak kunjung dibayar, atau hal-hal lain. Dengan adanya akuntansi dan
pencatatan keuangan ini, kamu bisa mempertanggungjawabkan keuangan tanpa
menebak-nebak harganya.
. Membantu Pencatatan Ekonomi
Keluarga
Setelah
kamu dewasa dan menikah, masalah keuangan merupakan masalah yang cukup
diperhitungkan dalam rumah tangga. Maka
dari itu, akuntansi sangat dibutuhkan dan bermanfaat. Kenapa? Jelas karena
setelah membangun rumah tangga, banyak keperluan yang harus diperhitungkan.
Pengeluaran ini tentunya harus diperhitungkan dengan pemasukan kita dan
pasangan.
11 Tahap Siklus
Akuntansi yang Perlu Anda Dipahami
Identifikasi Transaksi
Langkah
pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Akuntan harus
mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar. Tidak semua
transaksi dapat dicatat, transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang
mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam
unit moneter secara objektif. Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga
harus memiliki bukti, jika tidak ada bukti maka transaksi tidak dapat dicatat
dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Bukti transaksi biasanya berupa
kuitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dan lain
sebagainya. Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi.
Analisis Transaksi
Setelah
mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan pengaruhnya terhadap
posisi keuangan. Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan persamaan matematis:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas. Sistem pencatatan adalah double-entry system,
yaitu setiap transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan
didebit dan dikredit dalam jumlah yang sama. Sehingga setiap transaksi
mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan.
Pencatatan Transaksi Kedalam Jurnal
Setelah
informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku jurnal.
Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi
dalam suatu periode akuntansi. Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing). Terdapat dua macam jenis jurnal, jurnal umum
dan jurnal khusus. Jurnal umum dikenal dengan istilah jurnal saja. Biasanya
pencatatan transaksi dimasukan kedalam satu rekening yang didebit dan satu
rekening dikredit. Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk meningkatkan
efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Contohnya seperti jurnal
penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan lainnya.
Posting Buku Besar
Langkah
selanjutnya yaitu mem-posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke
dalam buku besar. Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan yang
masing-masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu. Pada
umumnya, perusahaan mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar yang
disebut chart of accounts. Masing-masing rekening biasanya diberi nomor kode,
untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat cross-reference dengan
pencatatan transaksi di dalam jurnal.
Penyusunan Neraca Saldo
Neraca
saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu.
Cara menyusun neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo
yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Saldo pada neraca
saldo harus sama jumlahnya. Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah
yang ada di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, masih ada
kesalahan. Jika demikian, maka akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi
sebelum laporan disusun.
Penyusunan Jurnal Penyesuaian
Jika pada
akhir periode akuntansi, terdapat
transaksi yang belum dicatat, atau ada transaksi yang salah, atau perlu
disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Penyesuaian dilakukan secara periodik, biasanya saat laporan akan
disusun. Pencatatan penyesuaian sama seperti pencatatan transaksi umumnya.
Transaksi penyesuaian dicatat pada jurnal penyesuaian dan kemudian dibukukan
kedalam buku besarnya. Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan
dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, hasil akhir proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang disusun secara akrual basis.
Penyusunan Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian
Pada tahap
ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo kedua dengan cara memindahkan saldo
yang telah disesuaikan pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru. Saldo
dari akun-akun pada buku besar dikelompokan kedalam kelompok aktiva atau
pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini juga
harus seimbang. Namun, ingat saldo yang seimbang belum tentu benar tetapi saldo
yang benar pasti seimbang.
Penyusunan Laporan Keuangan
Berdasarkan
informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, tahap selanjutnya yaitu
menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun seperti:
a.)
Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
b.)
Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi.
c.)
Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
d.)
Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas
masuk pada periode berjalan.
Penyusunan Jurnal Penutup
Setelah
membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal penutup. Jurnal penutup
hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. Rekening yang ditutup hanya
rekening nominal atau rekening laba-rugi. Caranya adalah dengan me-nol kan atau
membuat nihil rekening terkait. Rekening-rekening nominal harus ditutup karena
rekening tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber
yang terjadi pada periode berjalan. Pada akhir periode akuntansi, rekening
nominal sudah selesai menjalankan fungsinya sehingga harus ditutup.
Selanjutnya, pada periode berikutnya dapat digunakan kembali untuk mengukur
aktivitas yang baru dan mulai terjadi.
Penyusunan Neraca Saldo Setelah
Penutupan (Opsional)
Pada
langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo ini
adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah dibuatnya jurnal
penutup. Oleh karena itu neraca saldo ini hanya memuat saldo rekening-rekening
permanen saja. Tujuan pembuatan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk
memperoleh keyakinan bahwa saldo yang seimbang sudah benar. Sehingga penyusunan
neraca saldo ini tidak wajib hanya bersifat opsional.
Penyusunan Jurnal Pembalik
(Opsional)
Tujuan
jurnal pembalik adalah menyederhanakan prosedur pencatatan transaksi-transaksi
tertentu yang terjadi secara repetitif pada periode berikutnya. Karena
tujuannya untuk menyederhanakan maka tahap terakhir ini juga bersifat opsional.
Jurnal pembalik biasanya dibuat pada awal periode berikutnya. Caranya dengan
membuat jurnal pembalik dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat. Dengan kata
lain membalikan akun yang telah dibuat pada jurnal penyesuaian dari yang
awalnya debit menjadi kredit dan dari yang awalnya kredit menjadi debit.
No comments:
Post a Comment